Pendidikan Para Sahabat Bag.2

Pendidikan Para Sahabat Bag.2

2. Fokus dan tidak silau dengan urusan dunia.

Dalam mendidik para sahabat, Rasulullah sama sekali tidak pernah memberikan janji keduniaan. Apalagi yang sifatnya hanya sekedar mengejar keuntungan duniawi. Bahkan para nabi sebelumnya juga telah mengumumkan tentang hal ini. Sebagaimana firmanNya:

وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلا عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Dan sekali-kali aku tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Qs. Asy Syu’araa 127.

Ayat-ayat di atas selalu diucapkan oleh para nabi terdahulu sejak nabi Nuh, Hud, Shalih dan Syu’aib ‘alihimus salam.

pendidikan para sahabat nabi

Sebab mereka faham bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Hal itu menunjukkan tangan di atas jauh lebih merdeka daripada tangan di bawah. Dan tangan di bawah menunjukkan titik lemahnya dihadapan manusia.

Wal hasil, karena dalam setiap dakwahnya para nabi itu tidak memerlukan upah maka dakwah merekapun bisa lepas tanpa kontrol kecuali kontrol dari Allah Ta’ala saja.

Selainnya tidak! Maka tidak heran bila kemudian para nabi itu sering berbenturan dengan para penguasa kafir, waktu itu. Seperti nabi Ibrahim berbenturan dengan raja Namrud dan nabi Musa berbenturan dengan raja Fir’aun.

Dan hal ini pula yang diteruskan oleh Rasulullah dalam membina para sahabat. Beliau memfokuskan pada dakwah saja tanpa melirik walau sedetikpun pada dunia.

Maka tidak heran bila keluarga sahabat Amar bin Yasir tidak protes kepada Rasulullah ketika keluarga mereka mendapatkan siksaan sedemikian rupa. Sementara Rasulullah melihat mereka saat disiksa lalu beliau bersabda;

صَبْـرًا آلَ يَاسِرُ. فَاِنَّ مَعِـدَكُـمُ الْـجَنَّـةَ

Sabarlah wahai keluarga Yasir. Karena sesungguhnya kalian telah dijanjikan surga”. Hadits shahih diriwayatkan imam Thabrani, Hakim, Baihaqi dan Ibnu ‘Asaakir. Bisa dilihat dalam buku HAYATUSH SHAHABAH 1/244.

Tidak bisa dibayangkan seandainya Rasulullah membangunnya di atas pondasi dan janji keduniaan. Pasti keluarga besar Yasir akan protes sekeras-kerasnya ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda seperti di atas.

Setidaknya mereka, khususnya Amar bin Yasir, akan berkata bahwa enak saja bilang sementara kami disiksa habis-habisan. Bahkan orang tua kami meninggal.

Tetapi karena sejak awal Rasulullah membangunnya hanya ruh dan tidak mengindahkan keduniaan maka para sahabatpun sadar ketika mereka mendapat siksa dari orang-orang yang tidak menyukai dakwah Rasulullah.

Bahkan mereka akan mengatakan bahwa inilah konsekwensi dari menerima dakwah Islam itu.

Bahkan pada ayat yang lain Allah telah memberi peringatan:

فَإِمَّا نَذْهَبَنَّ بِكَ فَإِنَّا مِنْهُمْ مُنْتَقِمُونَ. أَوْ نُرِيَنَّكَ الَّذِي وَعَدْنَاهُمْ فَإِنَّا عَلَيْهِمْ مُقْتَدِرُونَ.

Sungguh, jika Kami mewafatkan kamu (sebelum kamu mencapai kemenangan) maka sesungguhnya Kami akan menyiksa mereka (di akhirat). Atau Kami memperlihatkan kepadamu (adzab) yang telah Kami (Allah) ancamkan kepada mereka. Maka sesungguhnya Kami berkuasa atas mereka. Qs. Az Zukhruuf 41-42

Jelas sekali bahwa umat Islam bukanlah umat yang cengang. Uamt yang sedikit-sedikit meminta kepada Allah agar orang-orang yang menghalangi dakwahnya segera dilenyapkan dari muka bumi.

Bukan. Tetapi umat Islam adalah uamt yang tangguh yang siap menanggung beban dakwah dan mencari solusi syar’i dengan tetap memohon pertolongan kepada Allah.

Bukan umat yang meminta kepada Allah agar Allah langsung turun tangan dengan adzabNya dan memenangkan hambaNya yang beriman.

Tetapi Rasulullah sudah memberikan contoh tentang bagaimana dakwah ini bisa tetap eksis walau selalu mendapatkan rintangan dari orang-orang yang tidak rela Islam ini berkembang atau minimal didakwahkan ditengah-tengah umat.

Terlebih bahwa kita ini adalah umatnya Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam, bukan umatnya para nabi terdahulu. Dan perbedaannya adalah bahwa para nabi terdahulu apabila sudah terbentur dengan kondisi sulit.

Apalagi harus berhadapan dengan para raja, maka para nabi itu berdoa kepada Allah. Lalu turunlah adzab bagi kaumnya yang membangkang.

Sementara kita hari ini, sebagai umat Muhammad Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam. Diperintahkan untuk bagaimana memenangkan dakwah ini dengan cara berusaha sendiri namun manusiawi.

Sebagaimana upaya yang Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dalam memperjaungkan dakwah Islam ini. Yakni ketika beliau sudah mentok gerak dakwahnya di Makkah maka beliau tetap terus berupaya untuk bagaimana agar tanaman dakwah ini tetap bisa tumbuh di lahan yang subur.

Wallahu a’lam.

Oleh: Abu Ibrahim

Pendidikan Para Sahabat Bag.3

leader banner alhidayat karpet
Call Now Button