Pengertian Sahabat Nabi Bag.2

Pengertian Sahabat Nabi Bag.2

Al Qur’an menjadi saksi bagi para sahabat.

Ternyata para sahabatlah yang selalu mengetahui sebab turunnya ayat. Atau bahkan Al Qur’an sendiri yang menjadi saksi ‘perbuatan’ mereka.

Lihat saja Al Qur’an telah menjadi saksi perbuatan mereka saat-saat yang sulit, paceklik. Ternyata mereka masih setia bersama Rasulullah untuk memperjuangkan Islam.

لَقَدْ تَابَ اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ الْعُسْرَةِ

Sesungguhnya Allah telah menerima tobat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang Ansar, yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan. Qs. At Taubah 117.

pengertian sahabat nabi

Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah telah ‘mencatat’ kesetiaan mereka yang berjumlah tiga ribu sahabat yang ikut dalam perang Tabuk.

Padahal saat itu kondisi ekonomi sedang sulit-sulitnya. Makanya kemudian Allah memberikan penghormatan kepada mereka atas kesetiaan mereka terhadap Allah, Rasulullah dan Islam. Yakni Allah mengampuni segala dosa-dosanya. Subhaanallah!

Allah juga menurunkan Al Qur’an sebagai saksi terhadap seribu empat ratus orang sahabat yang telah melakukan Baiatur Ridhwan. Dalam nashNya itu Allah telah ridlo terhadap mereka yang ikut dalam baiatur Ridhwan.

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ

Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon. Qs. Al Fath 17.

Adab terhadap sahabat;

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

خَيْرُ الْـقُرُوْنِ قَرْنِى ثُمَّ الَّـذِيْنَ يَلُـوْنَهُـمْ ثُمَّ الَّـذِيْنَ يَلُـوْنَـهُمْ.

Sebaik-baik generasi adalah generasiku (para sahabat), kemudian generasi bawahnya (tabi’in), kemudian generasi bawahnya lagi (tabi’ut tabi’in). Diriwayatkan imam Bukhari. Bisa dilihat pada SHAHIHUL JAAMI’ ASH SHAGHIR 3294.

Dalam hadits shahihain yang diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri disebutkan bahwa suatu ketika ada perselisihan antara Khalid bin Walid dengan Abdurrahman bin Auf.

Kemudian Khalid mencela Abdurrahman bin Auf. Lalu Rasulullah bersabda, “Janganlah engkau mencela sahabatku. Karena sesungguhnya apabila kalian berinfak emas sebesar gunung Uhud sekalipun maka tidak sanggup kalian menyamai kemuliaaan (sahabat)”. Diriwayatkan imam Ahmad, imam Bukhari dan imam Muslim. Bisa dilihat dalam kitab SHAHIIHUL JAAMI’ ASH SHAGHIIR 73100.

Padahal semua tahu bahwa Abdurrahman bin Auf dan Khalid bin Walid; keduanya sahabat Rasulullah. Tetapi kenapa ketika terjadi perselilsihan antara Abdurrahman bin Auf dengan Khalid bin Walid Rasulullah lebih cenderung kepada Abdurrahman bin Auf?

Sebab Abdurrahman lebih mulia dari Khalid bin Walid. Dan kemuliaan itu bukan karena Abdurrahman bin Auf telah banyak berinfak Islam. Melainkan karena Abdurrahman bin Auf lebih dahulu masuk Islamnya daripada Khalid bin Walid.

لا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا

Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Penggalan dari surat Al Hadid 10.

Ini adalah bagian bentuk dari adab dan akhlak terhadap para sahabat.

Jadi, masihkah kita mengkritisi para sahabat? Atau bahkan mengkafirkan mereka, yang sudah mendapatkan gelar radliyallahu ‘anhum? Sungguh tidak beradab dan berakhlak tentunya bila kita masih memandang mereka dengan pandangan miring.

Wallahu a’lam

Oleh: Abu Ibrahim

leader permadani alhidayat karpet
Call Now Button